JEDA.ID-Tidak sedikit mempertanyakan benarkah anal swab lebih akurat mendeteksi Corona mengingat virus ini bersarang di tenggorokan. Tidak sedikit yang membandingkan benarkah anal swab lebih akurat mendeteksi Corona dibandingkan tes lain seperti swab test?
Kendati masih banyak yang meragukan seberapa akurat anal swab mendeteksi Corona, metode ini sudah dipakai di China. Ya, anal swab yang dilakukan di China untuk mendeteksi Covid-19 ini menimbulkan kehebohan lantaran dinilai tak lazim. Pasalnya, selama ini pengambilan sampel untuk tes swab Covid-19 umum dilakukan dari nasofaring.
“Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina Covid-19 utama di Shanghai,” kata Li Tongzeng dari Rumah Sakit You’an di Beijing seperti dikutip dari New York Post.
Bagaimana dengan akurasinya? Apakah anal swab lebih baik? Simak ulasannya di info sehat kali ini.
Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menyebut tingkat akurasi tentu masih sama dengan PCR. Disebutkan, yang membedakan hanya metode pengambilan sampelnya.
Sementara untuk mendeteksi Covid-19, sampel yang diambil melalui anal swab juga tetap diperiksa di mesin PCR. “Iya ini kan sebetulnya terkait dari pengambilan sampelnya saja, jadi tekniknya sama, jadi setelah diambil sampelnya, nanti mesinnya sama, PCR, cuma ngambilnya aja beda,” jelas Ahmad seperti dikutip dari detikcom pada Senin (1/2/2021).
“Cuma yang dari China itu kan isunya mereka sangat concern jangan sampai orang yang positif itu lepas, jadi makanya ketika mereka nih ada kasus orang itu diduga kuat kontak erat, atau dia juga nampakkan gejala Covid-19, tapi ketika dicek dari nasofaringnya kok negatif,” lanjutnya.
“Nah di situ bisa mereka lanjut ke anal swab, jadi yang tadinya diambil lewat hidung, lalu mereka masuk ke anus, karena jalur keluar virus itu kan bisa melalui lubang pencernaan kan, jadi lebih melengkapi, jadi bukan yang nanti semua orang diswab anusnya,” kata Ahmad.
Ia menegaskan tak semua pasien Corona China diambil sampelnya melalui anus (anal swab). Mereka yang menjalani metode swab anal ini hanya orang negatif Covid-19 tetapi menunjukkan gejala.
Hal ini dilakukan untuk benar-benar memastikan apakah seseorang sudah terbebas dari Corona. Menurut Ahmad, virus bisa terus turun ke bagian bawah, sementara kondisi nasofaring bersih.
“Jadi dulu tuh mereka gunakan ini untuk memastikan misalnya nih kira-kira masih infeksius atau nggak,” tutur Ahmad.
“Soalnya kan kalau virus tuh kalau misalnya sudah turun ke bawah itu kan memang nasofaringnya kan bersih, tapi kalau dia masih mengeluarkan di anus, di rektum, berarti tanda kutip mungkin belum tentu sembuh,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Ahmad menyebut jika melihat tren kasusnya, kemungkinan virus yang sudah turun ke anus tak infeksius atau tidak berisiko menularkan.
Berita tentang penggunaan swab anal untuk pengujian Covid-19 telah mengejutkan warga China. Metode ini lebih akurat daripada usap hidung dan tenggorokan, meskipun sulit bagi penerimanya.
Melonjaknya kasus Covid-19 di beberapa wilayah China membuat pemerintah mengetatkan protokol pengujian, terlebih bagi mereka yang datang dari luar negeri. Mereka diharuskan menjalani empat tes, yakni tes darah, swab hidung, tenggorokan, dan anal. Lalu bagaimana perasaan mereka yang menjalani pemeriksaan dengan metode anal swab ini?
“Kamu melepas celana, berbaring, kemudian Anda bisa merasakan penyeka kapas dimasukkan ke dalam anus dua kali, yang memakan waktu sekitar 10 detik,” kata salah satu warga kepada Beijing News.
Warga lainnya, Douyacai, seorang mahasiswa yang baru kembali dari Korea Selatan, menjalani swab anal di Beijing pada hari ke-14 karantina. Dalam postingan di media sosial China, Douyacai mengatakan ia dites dua kali melalui lubang anus. “Hanya rasa malu yang tidak ada habisnya. Tak ada perasaan lain. Semoga berhasil,” sebutnya.
“Tidak menyakitkan, tapi rasa malu yang luar biasa,”
Pakar kesehatan mengatakan kepada media pemerintah China CCTV bahwa usapan anal lebih akurat dalam mendeteksi virus corona. Mereka mengklaim jejak virus bisa bertahan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan.
Tes tersebut dilakukan dengan memasukkan kapas sekitar tiga hingga lima sentimeter ke dalam rektum dan diputar beberapa kali. Sama halnya dengan metode hidung, usap akan dilepas dan ditempatkan dengan aman ke dalam wadah sampel.
“Seluruh prosedur memakan waktu sekitar 10 detik,” ungkap Komisi Kesehatan Nasional China.
Menurut Global Times lebih dari 1.200 siswa di sekolahnya di distrik selatan Daxing dan kontak dekat mereka diuji dengan metode usap anal.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…