JEDA.ID – Hujan dengan intensitas tinggi di Gunung Suket, Jampit, menyebabkan banjir bandang di Desa Sempol kawasan Gunung Ijeng, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (29/1/2020). Banjir bandang bukan hanya mengintai Bondowoso, namun juga menjadi ancaman di Jawa Tengah.
“Banjir terjadi Rabu siang tadi sekitar pukul 13.00 WIB di Desa Sempol, Kecamatan Ijen,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Kukuh Triyatmoko, dilansir dari Antara, Kamis (30/1/2020).
Akibat banjir ini, sekitar 200 rumah warga di Desa Sempol terendam lumpur setinggi sekitar 30 cm. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.
Air bercampur lumpur tiba-tiba meluncur dengan membawa balok kayu menerjang permukiman. Sebelum banjir, hujan deras di daerah hulu, yakni Gunung Suket terus mengguyur selama kurang lebih dua jam.
Sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) berpotensi menghadapi bencana banjir bandang seperti ini. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan puncak musim penghujan akan terjadi pada Januari-Februari dengan curah mencapai 500 milimeter (mm). Wilayah Sungai Pemali Juana, Bengawan Solo, dan Bogowonto, pun diwaspadai mengalami banjir besar ini.
Sarwa menyebutkan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, ada beberapa daerah yang berpotensi mengalami banjir besar. Daerah itu antara lain Soloraya, Pati, Purworejo, Cilacap, Demak, Kudus, dan Jepara.
“Kami juga sedang mewaspadai tanggung jebol. Teman-teman BPBD sudah mengidentifikasi. Kalau tanggul meluap, masih tidak masalah. Yang bahaya kalau tanggul jebol karena banjir bandang. Selain itu bukit yang gundul, bisa terjun bebas, banjir bah campur batu dan lumpur,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov Jateng, Sarwa Pramana, dilansir Solopos.com, 3 Januari 2020.
Beda Banjir Era Batavia hingga Jakarta, Mana Paling Parah?
Banjir bandang adalah banjir besar yang datang secara tiba-tiba dengan meluap, menggenangi, dan mengalir deras menghanyutkan benda-benda besar (seperti kayu dan sebagainya).
Banjir ini terjadi secara tiba-tiba di daerah permukaan rendah akibat hujan yang turun terus-menerus. Banjir besar ini terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi.
Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba.
Berberapa banjir bandang yang terjadi di Indonesia adalah banjir di Bukit Lawang pada November 2003, menewaskan sedikitnya 80 orang dan merusak fasilitas pariwisata. Pada 1 Januari 2006 banjir bandang juga terjadi di Jember yang menewaskan 59 orang.
Banjir punya karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Salah satu karakteristik khas banjir bandang adalah terjadi dengan cara yang tiba- tiba.
Banjir besar ini terjadi karena air yang berada di suatu wilayah sudah mengalami kejenuhan, sehingga datang banjir dengan tiba- tiba. Biasanya air yang datang dalam jumlah besar dan deras tak seperti banjir yang terjadi karena luapan air sungai atau semacamnya.
Mengintai Seusai Banjir, Ini yang Harus Diketahui soal Leptospirosis
Karakter lain adalah banjir bandang terjadi karena hujan lebat yang bersifat terus- menerus atau tidak kunjung berhenti. Maka dari itu banjir bandang ini terjadi setelah hujan lebat turun dalam durasi waktu yang lama pula.
Banjir air bah ini bukanlah tipe banjir yang datang dan berlama- lama menggenangi daerah yang dilewatinya. Banjir tipe ini terjadi dalam durasi yang cukup singkat.
Meskipun singkat, banjir besar ini dapat juga menggenangi. Namun genangan air yang diakibatkan oleh banjir bandang ini relatif tidak banyak. Hanya sedikit genangan yang menempati daerah yang lebih rendah. Dan ini terjadi ketika banjir surut.
Ciri-ciri yang menonjol dari banjir bandang adalah memuat banyak material yang ikut tersapu. Beberapa material yang dapat dibawa oleh air dari banjir bandang antara lain lumpur, kerikil, batu, hingga pepohonan.
Arus banjir yang kuat terkadang mampu mengangkut kayu-kayu pepohonan yang berserakan atau bahkan bisa mencabut pepohonan yang ukurannya lebih kecil. Oleh karena banyaknya material yang diangkut ini menyebabkan banjir bandang ini sebagai bencana yang menyebabkan banyak sekali kerugian material.
Selain hujan lebat, faktor lain penyebab banjir bandang adalah adanya bendungan yang berada hulu. Hulu adalah bagian yang lebih tinggi dari hilir. Ketika hulu penuh terisi air, maka air akan membludak dan tumpah.
Selain itu, geometri daerah juga punya pengaruh besar. Terjadinya banjir besar semacam ini juga bisa disebabkan oleh karena geometri di daerah aliran sungai yang menunjang antara bagian hulu dan juga di bagian hilir.
Terlepas dari dua faktor itu, ada juga campur tangan manusia. Banjir besar semacam ini bisa pula disebabkan ekosistem yang rusak, penumpukan sampah dan bangunan liar.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…