Setelah menempuh 2,5 jam perjalanan akhirnya kami mulai masuk Kota Magelang. Sejak fajar menyingsing, saya bersama 19 orang lainnya yang diangkut dengan tiga buah mobil sudah meninggalkan Solo menuju Magelang.
Memasuki Magelang, lalu lintas di kota penghubung antara Semarang dan Yogyakarta ini sudah terasa semakin padat. Menjelang libur panjang, lalu lintas di manapun terasa semakin padat saja. Ketika mobil yang mengangkut saya melaju menuju arah pusat kota, tepat disebelah kiri menjulang tinggi Gunung Tidar.
Gunung yang disebut-sebut sebagai “Pakunya Pulau Jawa” itu dipenuhi dengan rimbunnya pepohonan. Di sekitar gunung itulah, calon-calon taruna TNI digodok di Akadami Militer (Akmil) TNI. Mobil terus melaju menuju jantung kota. Tujuan kami adalah Hotel Puri Asri Magelang.
Setelah berputar-putar melintasi kota, akhirnya kami sampai juga di hotel itu. Kami tidak bermaksud untuk menginap di hotel bintang empat itu. Kami jauh-jauh datang dari Solo menuju Kota Getuk untuk mencicipi tantangan berarung jeram di Sungai Progo.
Tepat di belakang hotel, Sungai Progo membelah Kota Magelang. Kami semua yang selama perjalanan terkantuk-kantuk langsung terjaga begitu melihat derasnya aliran Sungai Progo. Tanpa membuang waktu terlalu lama, kami mendekat menuju sungai. Instruktur dari Progo Xventours menyambut kami dengan senyuman. Kadang mereka tertawa melihat tingkat polah kami yang tidak ingin berlama-lama di daratan dan ingin segera memacu adrenalin.
Kegiatan berarung jeram di tempat ini dikelola oleh Progo Xventours yang juga berkantor di hotel itu. Rencananya kami akan menempuh jalur sungai sepanjang sembilan kilometer. Jalur yang akan kami tempuh biasa disebut dengan jalur Progo Atas. “Jeram di jalur ini merupakan jeram grade II-III,” ujar Sales & Marketing Manager Progo Xventours, Isnu Priyanto.
Enam buah perahu karet telah disiapkan di tepi sungai. Empat perahu akan mengangkut kami rombongan dari Solo dan dua perahu membawa rombongan dari Yogyakarta. Tiap perahu diisi lima peserta ditambah seorang pemandu. Sebagian besar dari kami pengalaman berarung jeram adalah pengalaman pertama bagi mereka. Sebagian besar merasa deg-degan karena ini adalah pengalaman pertama, apalagi bagi mereka yang tidak bisa berenang.
Tapi ternyata itu semua tidak menciutnya nyali kami untuk mencoba tantangan baru ini. Apalagi pengelola menyiapkan peralatan lengkap, mulai helm pengaman kepala dan pelampung bagi setiap peserta, tentu juga dengan dayungnya untuk mengayuh. Setelah kelompok dibagi, semua peserta menuju perahu karet masing-masing. “Siapkan diri untuk mencicipi Coffeemix tanpa gula,” ujar pemandu yang biasa dipanggil Kopral.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…